a. Pengertian Paedagogi
Paedagogi
berasal dari bahasa Yunani “paedagogia“ yang berarti pergaulan dengan
anak-anak. Sedang paedagogos ialah seorang pelayan pada jaman yunani kuno yang
pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak sekolah. Paedagagos berasal dari
kata “paid” yang artinya “anak” dan “agogos”yang artinya “memimpin atau
membimbing”. Dari kata ini maka lahir istilah paedagogi yang diartikan sebagai
suatu ilmu dan seni dalam mengajar anak-anak. Dan dalam perkembangan
selanjutnya istilah paedagogi berubah menjadi ilmu dan seni mengajar.
b.
Andragogi
Dalam pengertian paedagogi
seperti tersebut di atas, timbul pandangan yang mengemukakan bahwa tujuan
pendidikan itu bersifat mentransmisikan pengetahuan. Kalau demikian, bagaimana
dengan perubahan-perubahan yang terjadi, seperti inovasi dalam teknologi,
perubahan-perubahan dalam sistem ekonomi, politik dan sebagainya, yang begitu
cepat terjadi di jaman modern ini.
Untuk menjawab tersebut di
atas, maka ada teori pendidikan baru yang dikenal dengan teori mengenai cara
mengajar orang dewasa atau disebut dengan andragogi. Andragogi berasal dari
bahasa Yunani yaitu “andr” yang artinya orang dewasa, dan “agogos” yang artinya
membimbing atau memimpin. Dari arti kata tersebut, berkembang pengertian bahwa
andragogi adalah suatu ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar.
Perbedaan
Pedagogi dan Adragogi
pedagogi
|
andragogi
|
Pribadi
melatih pasif seperti metode kuliah/ ceramah.
|
Menggunkan
pelatihan aktif.
|
Belajar
berpusat pada isi/penengetahuan isi
|
Belajar
berpusat pada kehidupan nyata.
|
Pembelajar
disebut disebut ‘siswa’ atau ‘ anak didik’.
|
Pembelajar
disebut ‘peserta didik’/ ‘warga didik’.
|
Gaya
belajar dependen.
|
Gaya
belajar independen.
|
Peserta
berkontribusi sedikit berpengalaman.
|
Keterlibatan/kontribusi
sanagat penting.
|
Diasumsikan
bahwa siswa tidak berpengalaman &/ kurang informasi.
|
Diasumsikan
bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkombinasi.
|
Guru
mengontrol waktu dan kecepatan.
|
Pembelajaran
mempengaruhi waktu dan kecepatan.
|
Guru
sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh.
|
Peserta
di anggap sumber daya utama untuk ide-ide dan contoh.
|
Tujuan
ditentukan sebelumnya.
|
Tujuan
fleksibel.
|
Asumsi
pedagogi dan andragogi
No
|
Asumsi
|
Pedagogi
|
Andragogi
|
1
|
Kosep tentang diri peserta didik
|
Peserta didik digambarkan sebagai
seseorang yang bersifat tergantung. Masyarakat mengharapkan para guru
bertanggung jawab sepenuhnya untuk menentukan apa yang harus
dipelajari, kapan, bagaimanacara mempelajarinya, dan apa
hasil yang diharapkan setelah selesai
|
Adalah suatu hal yang wajar
apabila dalam suatu proses pendewasaan, seseorang akan berubah dari bersifat
tergantung menuju ke arah memiliki kemampuan mengarahkan diri sendiri, namun
setiap individu memiliki irama yang berbeda-beda dan juga dalam dimensi
kehidupan yang berbeda-beda pula. Dan para guru bertanggungjawab untuk
menggalakkan dan memelihara kelangsungan perubahan tersebut. Pada umumnya
orang dewasa secara psikologis lebih memerlukan penga- rahan diri, walaupun
dalam keadaan tertentu mereka bersifat tergantung.
|
2
|
Fungsi Pengalaman peserta didik
|
Di sini pengalaman yang dimiliki
oleh peserta didik tidak besar nilainya, mungkin hanya berguna untuk titik
awal. Sedangkan penglaman yang sangat besar manfaatnya adalah
pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari gurunya, para penulis, produsen
alat-alat peraga atau alat-alat audio visual dan pengalaman para ahli lainnya.
Oleh karenanya, teknik utama dalam pendidikan adalah teknik penyampaian yang
berupa: ceramah, tugas baca, dan penyajian melalui alat pandang dengar.
|
Di sini ada anggapan bahwa dalam
perkembangannya seseorang membuat semacam alat penampungan (reservoair)
pengalaman yang kemudian akan merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat
bagi diri sendiri mau pun bagi orang lain. Lagi pula seseorang akan menangkap
arti dengan lebih baik tentang apa yang dialami daripada apabila mereka
memperoleh secara pasif, oleh karena itu teknik penyampaian yang utama adalah
eksperimen, percobaan-percobaan di laboratorium, diskusi, pemecahan masalah,
latihan simulasi, dan praktek lapangan.
|
3
|
Kesiapan belajar
|
Seseorang harus siap mempelajari
apapun yang dikatakan oleh masyarakat, dan hal ini menimbulkan tekanan yang
cukup besar bagi mereka karena adanya perasaan takut gagal, anak-anak yang
sebaya diaggap siap untuk mempelajari hal yang sama pula, oleh karena itu
kegiatan belajar harus diorganisasikan dalam suatu kurikulum yang baku, dan
langkah-langkah penyajian harus sama bagi semua orang.
|
Seseorang akan siap mempelajari
sesuatu apabila ia merasakan perlunya melakukan hal tersebut, karena dengan
mempelajari sesuatu itu ia dapat memecahkan masalahnya atau dapat
menyelesaikan tugasnya sehari-hari dengan baik. Fungsi pendidik di sini
adalah menciptakan kondisi, menyiapkan alat serta prosedur untuk membantu
mereka menemukan apa yang perlu mereka ketahui. Dengan demikian program
belajar harus disusun sesuai dengan kebutuhan kehidupan mereka yang
sebenarnya dan urutan-urutan penyajian harus disesuaikan dengan kesiapan
peserta didik.
|
4
|
Orientasi belajar
|
Peserta didik menyadari bahwa
pendidikan adalah suatu proses penyampaian ilmu pengetahuan, dan mereka
memahami bahwa ilmu-ilmu tersebut baru akan bermanfaat di kemudian hari. Oleh
karena itu, kurikulum harus disusun sesuai dengan unit-unit mata pelajaran
dan mengikuti urutan-urutan logis ilmu tersebut , misalnya dari kuno ke
modern atau dari yang mudah ke sulit. Dengan demikian, orientasi belajar ke
arah mata pelajaran. Artinya jadwal disusun berdasarkan keterselesaian nya
mata-mata pelajaran yang telah ditetapkan.
|
Peserta didik menyadari bahwa
pendidikan merupakan suatu proses peningkatan pengembangan kemampuan diri
untuk mengembangkan potensi yang maksimal dalam hidupnya. Mereka ingin mampu
menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperolehnya hari ini untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik atau lebih efektif untuk hari esok. Berdasarkan hal
tersebut di atas, belajar harus disusun ke arah pengelompokan pengembangan
kemampuan. Dengan demikian orientasi belajar terpusat kepada kegiatannya.
Dengan kata lain, cara menyusun pelajaran berdasarkan kemampuan-kemampuan apa
atau penampilan yang bagaimana yang diharap kan ada pada peserta didik.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar