Senin, 24 Maret 2014


Mendidik Anak Berdasarkan Teori Erikson
  1.      Dorong anak untuk berinisiatif. Anak-anak di usia prasekolah dan di program pendidikan untuk kanak-kanak awal harus diberi banyak kebebasan untuk mengeksplorasi dunia mereka. Mereka seharusnya diizinkan untuk memilih beberapa aktivitas sendiri. Jika mereka memilih aktivitas tertentu yang masuk akal, permintaan itu harus dituruti. Beri mereka materi yang akan memicu imajinasi mereka. Anak-nak pada tahap ini suka bermain. Bermain bukan hanya bermanfaat bagi perkembangan sosioemosionalnya, tetapi juga medium penting untuk pertumbuhan kognitif mereka. Secara khusus ajak mereka bermain dengan rekan seusianya dan lakukan permainan fantasi. Buat anak bertanggung jawab untuk merapikan mainan dan materi yang mereka pakai.
  2. Mempromosikan usaha belajar untuk anak- anak sekolah dasar. Guru bertanggung jawab atas perkembangan usaha belajar anak. Erikon berharap agar guru bisa menyediakan suasana di mana anak bisa bersemangat untuk belajar. Meminjam kalimat Erikson, guru harus memaksa anak dengan lembut si anak agar menyadari bahwa mereka bisa belajar menyelesaikan sesuatu sendiri. Di masa sekolah dasar,anak sangat haus dengan pengetahuan. Kebanyakan anak SD ras ingin tahu yang tinggi dan punya motivasi untuk mengerjakan tugas. Menurut Erikson, adalah penting bagiguru untuk memupuk motivasi untuk menguasai pengetahuan dan rasa ingi tahu ini. Beri murid tantangan, tetapi jangan terlalu memberatkan mereka. Berusahalah sekuat tenaga agar murid jadi produktif, tetapi jangan terlalu kritis kepada mereka. Bersikaplah toleran kepada kesalahan yang wajar dan pastikan bahwa setiap murid punya peluang untuk meraih keberhasilan
  3. Ajak remja mengeksplorasikan identitas mereka. Sadarilah bahwa identitas murid bersifat multidimensional. Aspek identitas mencakup tujuan untuk mencari kerja, prestasi intelektual, minat pada hobi, olahraga, music dan arena lainnya. Suruh remaja untuk menulis essai tentang dimensi-dimensi ini, mengeksplorasi siapa diri merka dan apa yang mereka lakukan dalam hidup mereka. Ini akan menstimulasi upaya eksplorasi diri. Juga dorong remaja untuk mendengar debat tentang agama, politik, dan isu ideology. Ini akan memicu mereka untuk meneliti perspektif yang berbeda-beda.Ketahuilah bahwa beberapa peran yang dilakukan remaja adalah tidak permanen. Mereka mencoba banyak hal saat mereka mencari jati dirinya. juga sadarilah bahwa penemuan jati diri tercapai sedikit demi sedikit selama bebrapa tahun. Banyak remsjs di sekolah menengah baru saja mulai mengeksplorasi jati dirinya, di saat-saat ini akan bermanfaat jika mereka dikenalkan dengan berbagai pilihan karier dan kehidupan.  
  4. Kaji diri anada sebagai seorang guru dengan lensa delapan tahap Erikson (gratz & Boulton, 1996). Misalnya, anda mungkin berada di usia  di mana Erikson mengatakan bahwa isu yang paling penting pada usia anda saat ini adalah identitas versus kebingungan identitas atau imajinasi isolasi. Erikson percaya bahwa satu dimensi identitas paling penting adalah pekerjaan. Kesuksesan anda sebagai guru dapat merupakan aspek terpenting dalam identitas diri anda. Aspek penting dalam masa dewas awal adalah hubungan yang positif dengan orang lain. Identitas anda akan mendapat manfaat dari hubungan yang positif dengan patner dan dengan satu atau lebih kawan. Banyak guru mengembangkan persahabatan erat dengan guru lain atau mentornya, dan hubungan ini bisa sangat berguna. 
  5.  Ambil karakteristik yang bermanfaat dari tahap erikson lainnya. Guru yang kompeten harus dapat dipercaya, menunjukkan inisiatif, mau berusaha dan menjadi model untuk menguasai suatu pelajaran, serta punya motivasi untuk member kontribusi sesuatu yang bermakna bagi generasi selanjutnya. Dalam peran anda sebagai guru, anda akan secara aktif memenuhi kriteria konsep generativitas Erikson.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar