Kamis, 19 Juni 2014

Inteligensi

Pengertian inteligensi
Banyak ahli yang memberikan definisi inteligensi, diantaranya (santrock, 2008):
  •  Keahlian untuk memecahkan masalah (problem solving)
  •   Kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari
à Inteligensi adalah keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari
  Binet :
  • Kemampuan untuk mengarahkan pikiran dan tindakan
  • Kemampuan mengarahkan tindakan bila tindakan tsb telah dilaksanakan
  • Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri (autocriticism)
  • Terman : kemampuan seseorang untuk berpikir abstrak
  • Thorndike : kemampuan dalam menghubungkan respon tertentu dengan stimulus tertentu
  • Weschler : kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara sasional serta menghadapi lingkungan secara efektif
  • Walters dan Gadner : Serangkaian kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu
·         Inteligensi dipisahkan atas 3 macam, yaitu:

  • Kapasitas: keseluruhan kemampuan intelektual yang dimiliki seseorang (hal ini sulit untuk diukur)
  •   Potensi : kemampuan intelektual seseorang yang seharusnya dapat ia tampilkan dan dikembangkan secara maksimal
  •   Fungsi: penampilan tingkah laku seseorang yang menggambarkan tingkat kecerdasannya. Bila fungsi intelektual ini berkembang secara maksimal maka akan sama dengan potensinya
Inteligensi dipisahkan atas 3 macam, yaitu:
  •   Kapasitas: keseluruhan kemampuan intelektual yang dimiliki seseorang (hal ini sulit untuk diukur)
  •   Potensi : kemampuan intelektual seseorang yang seharusnya dapat ia tampilkan dan dikembangkan secara maksimal
  •   Fungsi: penampilan tingkah laku seseorang yang menggambarkan tingkat kecerdasannya. Bila fungsi intelektual ini berkembang secara maksimal maka akan sama dengan potensinya
Pendekatan-pendekatan
Pendekatan Teori Belajar
  •   Setiap perilaku yang ditampilkan oleh individu berisikan proses belajar (learning process)
  •   Inteligensi bukanlah sifat kepribadian (trait) akan tetapi merupakan kualitas hasil belajar yang telah terjadi
  •   Lingkungan belajar memiliki peran dalam menentukan kualitas perilaku sso dan dianggap menentukan relevansi inteligensi sso
  •   Para ahli melihat akan hukum yang melandasi respon seseorang terhadap situasi tertentu dan cara bagaimana ia menyesuaikan diri terhadap situasi tersebut
Pendekatan Neurobiologis
  •   Inteligensi memiliki dasar anatomis dan biologis
  •   Perilaku inteligen dapat ditelusuri melalui dasar-dasar neuro-anatomis dan proses neurofisiologisnya
  •   Ahli melakukan riset untuk melihat korelasi-korelasi inteligensi pada aspek-aspek anatomi, elektrokimia atau fisiologis
  •   Tokohnya: Cattell, dan Hebb
Pendekatan psikometris
  •  Inteligensi merupakan konstruk (construct) atau sifat (trait) psikologis yg berbeda kadarnya bagi setiap orang
  •   Ahli melakukan pengukuran à skor individu yang dilihat secara kuantitatif dari jumlah jawaban yang benar pada satu tes inteligensi
  •   Pendekatan ini banyak menghasilkan berbagai skala-skala pengukuran inteligensi
Pendekatan teori perkembangan
  •   Studi akan inteligensi dipusatkan pada masalah perkembangan yang dilihat secara kualitatif yang dikaitkan dengan tahap-tahap perkembangan biologis individu
  •   Contoh: tokoh Jean Piaget
  •   Melihat respon-respon salah yang dilakukan oleh anak-anak dalam tes inteligensi.
  •   Ia melihat adanya kesamaan pola respon pada usia tertentu à terdapat perbedaan kualitatif dalam cara berpikir anak pada masing-masing kelompok usia.
  •   Keempat pendekatan tersebut tidak dapat terpisah secara eksklusif akan tetapi saling tumpang tindih sampai taraf tertentu.
  •   2 pendekatan pertama (teori belajar & neurobiologis) àperspektif teoritis
  •   2 pendekatan terakhir (psikometrik & perkembangan) à segi praktis
  •   Keempat pendekatan tersebut tidak dapat terpisah secara eksklusif akan tetapi saling tumpang tindih sampai taraf tertentu.
  •  2 pendekatan pertama (teori belajar & neurobiologis) àperspektif teoritis
  •   2 pendekatan terakhir (psikometrik & perkembangan) à segi praktis


Minggu, 15 Juni 2014

TES STANDAR DAN PENGAJARAN


TES STANDAR DAN PENGAJARAN
  1. Sifat Tes Standar atau Ujian yang dibakukan
       I.            Apa itu tes standar ?
Tes standar adalah tes yang mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid yang lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbangdingan ini dilakukan di tingkat nasional.

    II.            Tujuan tes standar
tes standar biasanya bertujuan untuk :
  • Memberikan informasi tentang kemampuan murid.
  • Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid.
  • Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus.
  • Memberikan informasi untuk merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau intruksi.
  • Membantu administrator mengevaluasi program.
  • Memberikan akuntabilitas.
Tes berbasis standar adalah tes yang menilai kemampuan /keahlian yang diharuskan dipunyai murid sebelum mereka naikkekelas berikutnya atau kelulusannya.Tes berisiko tinggi adalah menggunakan tes dengan cara sedemikian rupa yang mengandung konsekuensi penting bagi murid, memengaruhi keputusan seperti apakah murid itu akan naik kelas atau lulus.

 III.            Kriteria untuk mengevaluasi tes satandar
Diantara kriteria paling pentinguntuk menevaluasi tes standar adalah norma, validitas, reliabilitas, dan keadilan.
  •  Kelompok norma adalah kelompok dari individu yang sama yang sebelumnya telah diberi ujian oleh penguji.
  • Validitas adalah sejauh mana sebuah tes mengukur apa yang hendak di ukur dan apakah inferensi tentang nilai tes itu akurat atau tidak.
  • Reliabilitas adalah sejauh mana sebuah prodesur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi.
  • Tes yang adil adalah tes yang tidak bias (unbiased) dan tidak diskriminatif ( McMilan,2001) 
22.  Tes Kecakapan dan Prestasi.
I.          Membandingkan tes kecakapan dan prestasi
Tes kecakapan adalah tipe tes yang didesain guna memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut. Tes prestasi adalah tes yang dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid.

II.       Jenis-jenis tes prestasi standar
  • Survey batteries adalah sekelompok tes kelompok tes pokok persoalana individual yang didesain untuk murid level tertentu.
  • Tes untuk subjek spesifik.
  • Tes diagnostik.
III.    Ujian Negara beresiko tinggi ( high-stakes)
Pada 1990-an, ujian Negara menjadi lebih terkait dengan sasaran pendidikan dan pengajaran yang ditentukan negara. Kebanyakan soal Negara berisi soal pilihan berganda dan hampir semuanya menggunakan penilaian yang mengacu pada kriteria tertentu.
IV.    Keuntungan dan penggunaan tes berisiko tinggi.
  • Meningkatkan kinerja murid.
  •  Lebih banyak waktu untuk mengajarkan pelajaran yang diujikan.
  • Ekspektasi tinggi untuk semua murid.
  • Identifikasi sekolah, murid, administrator yang berkinerja payah.
  • Meningkatkan rasa percaya diri di sekolah setelah nilai ujian naik.
V.       Kritik terhadap ujian Negara.
  • Menumpulkan kurikulum dengan penekanan lebih besar pada hafalan ketimbang pada kehlian berpikir dan memecahkan masalah.
  • Mengajar demi ujian.
  • Deskriminasi terhadap murid dari status sosioekonomi (SES) rendah dan minoritas.
VI.    Tes distrik dan nasional.
Ujian distrik dan ujian nasional sudah dipakai. NAEP adalah ujian nasional pemerintah federal untuk mengevaluasi pengetahuan, keahlian, pemahaman dan sikap generasi muda Amerika. Penilaian nasional atas murid adalah bagian dari usaha Amerika untuk mengejar, kemudian menetukan, standar kelas dunia. Pada beberapa perbandingan murid dengan Negara lain, posisi murid Amerika tidak lebih baik. Banyak isu dalam konsep standar kelas dunia ini.


Menggunakan Pertanyan Secara Efektif


Menggunakan Pertanyan Secara Efektif.
  1. Ajukan pertanyaan berbasis fakta sebagai entri untuk masuk ke pertanyan berbasis pemikiran. Misalnya, dalam mengajarkan polusi lingkungan, guru bisa mengajukan pertanyaan berbasis fakta seperti “ apa tiga jenis polusi lingkungan?” kemudian dia dapat melanjutkan pertayaan dengan berbasis pemikiran: “strategi apa yang bisa digunakan dalam mengurangi ketiga jenis polusi lingkungan itu ?” jangan terlalu banyak mengajukan pertanyaan berbasis fakta, karena pertanyaanini cendrung menghasilkan pembelajaran tanpa pemikiran mendalam. 
  2. Hindari pertanyaan dengan jawaban ya/tidak. Pertanyaan ya/tidak hanya digunakan sebagai pendahuluan pertanyaan yang lebih mendalam. Misalnya, adlah tidak baik jika mengajukan banyak pertanyaan seperti “ apakah polusi lingkungan menyebabkan banyak ikan mati di danau ?” jangan banyak mengajukan banyak pertanyaan seperti ini.gunakan sesekali sebagai pemanasan untuk pertanyaan yang lebih mendalam seperti “ bagaimana polusi itu dapat membunuh ikan ?”  “mengapa perusahaan itu mencemarkan danau ?” “ apa yang bisa dilakukan untuk membersihkan lingkungan yang tercemar ?”
  3. Beri waktu murid untuk memikirkan jawaban. Seringkali guru mengajukan pertanyaan tetapi tidak memberika banyak waktu untuk berpikir. Dalam satu studi, guru hanya menunggu rata-rata sedetik meminta jawaban murid (rowe,1986). Dalam studi yang sama, guru hanya mau menunggu rata-rata sedetik sebelum guru membri jawaban sendiri. Intrusi seperti ini tidak member kesempatan yang cukup bagi murid untuk menyusun jawaban. Dalam studi ini, guru kemudian diminta meluangkan sekitar 3 sampai 5 detik untuk menunggu jawaban. Peningkatan waktu tunggu ini menghasilkan perbaikan dalam jawaban, dan membuat murid lebih baik dalam menarik kesimpulan dalam materi dan membuat mereka lebih inisiatif. Menunggu 3 sampai 5 detik atau lebih mungkin tidak semudah yang kita bayangkan; kita butuh latihan. Tetapi murid anda akan mendapat banyak manfaat jika diberi kesempatan memikirkan dan menyusun jawaban.
  4. Ajuakn pertanyaan yang jelas, ada tujuannya, dan runtut. Jagan ajukan pertanyaan yang kabur. Fokuskan pertanyaan pada pelajaran yang dipelajari. Rencanakn terlebih dahulu sehingga pertanyaan anda berkaitan denga topic yang sedang dupelajari. Jika pertanyaan anda terlalu panjang, kemungkinan murid akan bingung. Jadi lebih baik ajukan yang singkat. Suatu pertanyaan yang membuat murid untuk mengikuti jalur logika untuk menjawabnya dan mengintegrasikan pertanyaan itu dengan materi yang telah didiskusikan sebelum pendah ke topic lain (Grossier,1964). 
  5. Pantau bagaimana respon anda terhadap jawaban murid. Apa yang anda lakukan setelah murid menjawab pertanyaan anda? Banyak guru yang hanya merespons “oke”, atau “baik” ( Sadker & Sadker, 1986). Akan lebih baik jika responnya lebih dari itu. Anda bisa menggunakan jawaban murid sebagai basis untuk pertanyaan selanjutnya dan melibatkan murid dalam dialog. Beri tanggapan yang disesuaikan dengan level pengetahuan dan pemahaman murid.
  6. Ketahuilah kapan sebaiknyamengajukan pertanyaan untuk seluruh kelas dan kapan untuk seorang murid. Mengajukan pertanyaan untuk kelas berarti semua murid di kelas boleh menjwab. Bertanya kepada murid tertentu berarti murid lain tidah harus menjawab. Beberapa alasan untuk membrikan pertanyaan kepada murid tertentu adalah (Grossier, 1964): (1) untuk menarik perhatian anak yang tidak memperhatikan pelajaran;(2) untuk mengajukan pertanyaan lanjutan dari seseorang yang baru saj menjawab;(3) untuk mengajak seorang murid yang jarang menjawab pertanyaan diajukan pertanyaan untuk seluruh kelas. Jangan biarkan sekelompok kecil murid mendominasi jawaban. 
  7. Dorong murid untuk mengajukan pertanyaan. Puji mereka bisa mengajukan pertanyaan yang baik. Tanyakan kepada mereka “bagaimana?” dan “ mengapa?” dan dorong mereka untuk mengajukan pertanyaan “ bagaimana?” dan “mengapa?”.