Jumat, 30 Mei 2014

Motivasi
            Motivasi adalah proses yang member semangat, arah, dan kegigihan prilaku. Artinya, prilaku perilaku yang termotivasi adlah perilaku yang penuh energy, terarah dan bertahan lama.
Persfektif tentang Motivasi 
  • Perfektif Behavioral menekankan imbalan dan hukumn eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negative yang dapat memotivasi perilaku murid
  • Persfektif Humanistik menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka, dan kualitas positif ( seperti peka terhadap orang lain ). Hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan individu harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut :
  • fisiologis
  • keamanan
  • cinta dan rasa memiliki
  • harga diri
  • aktualisasi diri   
  •  Pesfektif kognitif , pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisiesn.
  • Perfektif sosial ,kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman.
Motivasi untuk Meraih Sesuatu 
  • Motivasi Intrinsik dan Ektrinsik
            motivasi intrinsic adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri ( tujuan itu sendiri)
            motivasi ektrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain ( cara untuk mencapai tujuan). 
  • Determinasi Diri dan Pilihan Personal.
Murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal.
  • Pengalaman Optimal
Csikszentmihalyi menggunakan istilah flow untuk mendeskripsikan pengalaman optimal dalam hidup. Pengalaman optimal itu kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan aktivitas.
  • Imbalan Ekstrinsik dan Motivasi Intrinsik.
  • Pergeseran Develovmental dalam Motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik

Proses Kognitif lainnya
            Teori atribusi menyatakan bahwa dalam usaha mereka memahami perilaku atau kinerjanya sendiri, orang-orang termotivasi untuk menemukan sebab-sebab yang melandasinya. Atribusi adalah sebab-sebab yang di anggap menimbulkan hasil.
            Bernard Weiner ( 1986, 1992 ) mengidentifikasi tiga dimensi atribusi kausal : (1) lokus, apakah sebab itu bersifat eksternal atau internal bagi si actor; (2) kemampuan, sejauh mana sebab-sebab itu tetap tak bisa diubah atau dapat diubah; dan (3) daya control, sejauh mana individu dapat mengontrol sebab tersebut.
  • Motivasi untuk Menguasai.
            orientasi untuk menguasi adalah pandangan personal yang melinatkan penguasaan atas tugas, sikap positif dan strategi beriorientasi solusi. Orientasi tak berdaya adalah pandangan personal yang fokus  pada ketidakmampuan personal, atribusi kesulitan pada kurangnya kemampuan, dan sikap negatif. Orientasi kinerja adalah pandangan personal yang lebih menitiberatkan pads kinerja/hasil ketimbang prosesnya;bagi murid beriorintasi kinerja, kemengan atau keberhasilan adalah penting dan kebahagian dianggap sebgai hasil dari kemenagan. Self-Efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan memproduksi hasil positif.
  • Penentuan Tujuan, Perencanaan, dan Monitoring Diri.
            Tujuan yang menantang adalah komitmen untuk meningkatkan diri. Murid yang melobatkan ego mungkin fokus pada betapa pandainya penampilan mereka dan betapa efektifnya mereka bisa melebihi teman-temannya. Sebaliknya, murid dengan tujuan yang melibatkan tugas akan fokus pada usaha menguasai suatu tugas.
            Perencanaan juga penting bagi murid . tidak cukup hanya menyuruh murid menentukan tujuan. Mereka juga perlu didiorong untuk merencanakan cara mereka akan mencapai tujuan mereka ( Elliot & Thrash, 2001; Maehr, 2001; Randi & Corno, 2000).Menjadi perencana yang baik berarti bisa mengelola waktu secari efektif, mentukan prioritas, dan bisa menata diri. Para periset telah menemukan bahwa murid berprestasi tinggi sering kali merupakan pelajar yang mampu menata diri sendiri ( self- regulatory )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar