EVALUASI PERFORMA KREATIFITAS
“Sepatu Lama Berseli Kembali
(SLBK)”
Oleh kelompok 2:
Nurul Nia Aqsari 131301071
Mata kuliah kreativitas merupakan salah satu mata
kuliah pilihan di fakultas Psikologi USU. Mata kuliah ini hanya di ampuh oleh
seorang dosen fakultas Psikologi yakni ibu Fillia Dina Anggareini. Mata kuliah
ini berbeda dari mata kuliah yang. Di
sini metode pembelajaran yang digunakan lebih
unik dari biasanya. Sama halnya dengan nama mata kuliah ini, metode yang
digunakan dirancang menarik sedemikian mungkin agar esensi dari kreatifitas
timbul didalamnya. Mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini, juga dituntut
untuk dapat menggali potensi yang ada di setiap masing individu untuk
menampilkan hasil yang terbaik sebagai wujud dari kreatifitas tersebut. Bukan
hanya menampilkan saja, namun mahasiswa yang terlibat di dalam perkuliahan ini
diharapkan mampu mengembangkan setiap potensi, bakat yang sudah didalam
dirinya.
Adapun salah satu tugas yang harus dipenuhi dalam mata
kuliah ini adalah performa kreatifitas yang akan di tampilkan secara
berkelompok. Maksud dari performa kreatifitas ini adalah setiap kelompok wajib
membuat satu ide kreatifitas yang original yang akan ditampilkan di depan
kelas. Namun sebelum ditampilkan, setiap kelompok wajib membuat atau merancang
suatu konsep performa kreatifitas mereka yang dipost di blog masing-masing..
Dan setelah perform di depan kelas, setiap kelompok wajib mengevaluasi performa
mereka. Evaluasi inilah yang akan kami bahas pada postingan blog ini.
Terimakasih atas semua masukkan yang kami terima dan selamat membaca postingan
ini.
A. Teori yang Berkaitan dengan Performa Kreatifitas
Teori tentang proses kreatif dikaitkan dengan performa yang akan ditampilkan kelompok
Strategi
4P
1. Pribadi
Kreativitas
adalah ungkapan ( ekspresi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan
lingkungannya. Setiap individu memiliki kreativitas masing-masing tergantung
dari seorang individu bagaimana ia mengekspresikan kreativitasnya.
2.
Pendorong (Pres)
Kreativitas
akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungan maupundari dirinya
sendiri. Dorongan kami untuk melakukan kreativitas ini adalah karena ada tugas
performa kelompok yang diberikan oleh dosen pengampu. Jadi, hal tersebut
menjadi pendorong bagi kami untuk membuat kreativitas ini.
3.
Proses
Proses
kami dalam membuat sepatu tersebut yaitu:
1. Kami
memilki ide untuk membuatnya.
2. Kami
membuat sepatu tersebut sebelum kami performa pada penampilan sebelumnya.
3. Setelah
kami menampilkan sepatu yang sebelumnya ternyata tidak memuaskan dan banyak
kekurangan.
4. Kami
diperbolehkan tampil kembali utuk memperbaikinya.
5. Kemudian,
kami mendesain kembali sepatunya dengan sepatu yang berbeda dan desain yang
berbeda.
4.
Produk
Produk
dari kreativitas kami adalah SLBK ( sepatu lama bersemi kembali ).
Teori Wallas
1.
Persiapan
yaitu pada tahap
pertama, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar
berfikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang dan sebagainya. Pertama, kami
memikirkan apa yang akan kami tunjukkan (perform). Kami mencari ide di
internet, melihat gambar-gambar hasil kreativitas orang lain, dan juga
menanyakan pada senior tentang performa yang mereka tampilkan tahun lalu.
2. Inkubasi yaitu
tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah
tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar tetapi
“mengeraminya” dalam alam pra sadar. Tahap ini penting dalam menimbulkan
inspirasi. Kami sepakat untuk memikirkan ide masing-masing tanpa mengadakan
diskusi kelompok selama beberapa waktu.
3.
Iluminasi
yaitu
tahap timbulnya "insight" atau "Aha-erlebnis",
saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologis
yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi/gagasan baru. Kemudian
muncul ide dari beberapa anggota kelompok. Muncul ide
membuat video menceritakan gifted children dengan stop
motion, ide membuat sesuatu dari kulit telur, melukis dengan tutup botol air
mineral, dan ada juga ide recycle barang bekas.Aha! Akhirnya kami memutuskan
membuat sepatu bekas menjadi kembali berguna & chic!. karena,
dari ide-ide yang kami muncul sebelumnya ide ini yang paling mudah untuk
kami kerjakan dan sederhana.
4. Verifikasi yaitu
tahap dimana ini ide atau kreasi baru diuji terhadap realitas. Untuk membuatnya
menjadi cantik kembali dibutuhkan hal-hal yang benar-benar menutupi permukaan
sepatu karena keadaan permukaan sepatu sudah tidak bagus dan tidak menarik.
Teori Pemecahan Masalah Menurut Shallcross
Teknik pemecahan masalah secara kreatif yang dikemukakan oleh Shallcross (1985) meliputi lima
tahap, yaitu:
1.
Orientasi. Pada tahap ini, masalah dirumuskan atau mulai
menentukan tujuan. Masalah dirumuskan dengan bagaimana
kami harus menyelesaikan tugas performa yang diberikan dan menetukan apa yang
harus kami buat.
2.
Persiapan. Pada tahap persiapan, kami menghimpun semua fakta yang
sudah diketahui mengenai masalah dan mulai mengumpulkan
data. Untuk menyelesaikan tugas performa kami bertanya kepada senior yang
sudah pernah menagmbil mata kuliah kreativitas dan mencari berbagai kreativitas
di internet.
3.
Penggagasan. Pada tahap penggagasan, kami mulai menerapkan cara berpikir divergen
untuk menghasilkan gagasan sementara pemecahan masalah. Pada tahap ini,
kami mulai mememikirkan konsep apa yang akan kami tampil dalam performa.
Ada beberapa ide yaitu membuat video menceritakan gifted
children dengan stop motion, ide membuat sesuatu dari kulit telur, melukis
dengan tutup botol air mineral, recycle barang bekas, dan membuat sepatu bekas
menjadi kembali berguna
4.
Penilaian. Pada tahap penilaian, kami menerapkan cara berpikir konvergen,
yaitu menyeleksi gagasan yang paling baik untuk dilaksanakan, dengan
mempertimbangkan kelayakan dari setiap gagasan, yaitu dengan membuat matriks.
Matriks gagasan dan kriteria penilaian gagasan
Ketentuan penilaian:
5 = baik sekali 3 = cukup
baik 1
= sangat
kurang
4 = baik 2 =
kurang
baik
IDE
|
ORIGINALITAS
|
WAKTU
PEMBUATAN x 3
|
BIAYA
|
KEMAMPUAN
|
TOTAL SKOR
|
Video Stop
Motio
|
3
|
2
|
5
|
1
|
15
|
Sesuatu
dari kulit telur
|
3
|
3
|
3
|
2
|
17
|
Melukis
dengan tutup botol air mineral
|
3
|
2
|
2
|
2
|
13
|
recycle
barang bekas
|
2
|
1
|
4
|
2
|
11
|
Sepatu
bekas menjadi berguna kembali
|
4
|
3
|
5
|
4
|
22
|
Dari
tabel tersebut, yang paling tinggi adalah sepatu bekas menjadi berguna kembali.
Pelaksanaan
atau implementasi. Tahap
pelaksanaan atau implementas merupakan tahap terakhir dalam proses pemecahan masalah secara kreatiftahap dimana
kami membuat sepatu bekas menjadi berguna kembali.
A. Konsep Performa Kreatifitas
Awalnya kami belum mendapatkan ide
yang cocok untuk kami jadikan ke
dalam tugas performa kreatifitas kami. kemudian kami berinisiatif untuk
searching ke internet, melihat karya-karya kreatifitas orang lain yang mungkin
akan dapat menjadi inspirasi kami dalam menyusun sebuah ide atau konsep untuk kreatifitas
performa kreatifitas kami. Bukan hanya
itu saja, kami pun juga menanyakan ke beberapa senior yang sudah pernah
mengambil kelas kreatifitas ini. Kemudian dari semua yang telah kami lakukan,
maka muncullah beberapa ide yang menurut kami layak untuk diperformkan didepan
kelas. Namun kami menyadari, bahwa semua ide yang muncul tersebut tidak mungkin
kami masukkan semua ke dalam performa kreatifitas. Maka, setelah kami
berdiskusi, kami pun memutuskan membuat sebuah hiasan sepatu bekas yang sudah
tidak layak untuk dipakai lagi agar bisa digunakan kembali sehari-hari.
Sepatu bekas ini kami beri nama “SLBK
(Sepatu Lama Bersemi Kembali)”. Alasan kami mengambil tema ini adalah
mengingat sepatu bekas yang sudah tidak dipakai lagi yang banyak bertumpuk di rumah.
Selain itu, alasan kami yang lain adalah karena kami merasa hal ini cukup mudah
sehingga semua anggota kelompok mampu membuatnya.
B.
Alat dan
Bahan
Bahan:
ü Sepatu bekas
ü Lem
ü Kain gosok
ü Ayaman tikar
ü Kain goni
ü Bunga
kepompong (sebagai hiasan)
Alat :
ü Gunting
ü Pena (spidol)
ü Camera
ü Movie Maker
C.
Langkah-langkah
pembuatan
1. Sediakan
alat dan bahan
2. Bersihkan
sepatu
3. Lem bagian
sepatu yang terbuka
4. Tempelkan
kain gosok dengan kain tikar
5. Gambar dan
gunting pola untuk sisi depan sepatu
6. Beri lem
pada sisi depan sepatu.
7. Tempelkan
pola yang sudah digunting pada sepatu
8. Rapihkan
bagian yang sudah ditempel
9. Gambar pola
pada kain untuk sisi kanan dan kiri sepatu
10. Gunting,
kemudian lapiskan kain gosok pada sisi sepatu
11. Gambar dan
gunting pola untuk hiasan di sisi sepatu
12. Tempelkan
pola tersebut pada sisi sepatu
13. Tambahkan
bunga kepompong di bagian depan. Finish J J
E.
Kendala
yang Dihadapi
1.
Waktu Pembuatan
Kami
menentukan waktu pembuatannya dikampus dan berkumpul pada jam 10.00 WIB. Ketika
semua anggota kelompok sudah berkumpul kami mulai mendiskusikan model seperti
apa yang akan kami buat pada sepatu dan bahan-bahan apa saja yang akan
digunakan. Kami tidak memiliki ide lagi untuk model sepatunya karena kami sudah
pernah menampilkan performa menghias sepatu bekas, banyak kekurangan dan pada
saat itu adalah penampilan performa pertama sehingga kami diperbolehkan lagi untuk
mengulamg performa kami. Pada hari pertama pembuatan kami masih bingung dengan
model yang akan digunakan dan kami berfikir tidak mungkin kami menampilkan
video dengan model sepatu yang samadan akhirnya kami memutuskan untuk pulang dan berkumpul lagi besoknya
dengan masing-masing anggota kelompok sudah memiliki ide model yang akan di
buat. Setelah modelnya sudah ditentukan, salah seorang anggota kelompok membeli
bahan yang akan digunakan dan beberapa bahan yang digunakan adalah bahan-bahan
yang gak di pake ada di rumah yaitu kain gosok. Kami mengerjakannya sekitar 4
hari dalam waktu dua minggu mulai dari menghias sepatu sampai proses editing
video. Dalam sehari kami mengerjakannya sekitar 4 jam.
2.
Proses Pembuatan
Dalam
proses pembuatan kendala yang kami hadapi adalah saat menempel pola-pola yang
kami buat pada sepatu. Kami membutuhkan kesabaran untuk menuggu lemnya kering
baru bisa melanjutkan hiasan selanjutnya paad sepatu. Pada saat mengggunting
anyaman tikar juga membutuhkan kesabaran karena anyamannya mudah rusak sehingga
mengurangi kerapiannya.
3.
Performa
Performa
pertama kami banyak mengalami kendala karena yang semua kelompok berasumsi
bahwa yang tampil pertama adalah kelompok satu dan dua. Ketika kelas sudah
mulai ternyata listrik dalam ruangan tidak hidup dan kami memang membutuhkan
listrik untuk menampilkan video. Tetapi karena kelompok satu tidak memiliki
persiapan dan beberapa anggota kelompok belum datang dan akhirnya kami yang
duluan tampil setelah listrik diruangan hidup. Melihat hasil performa kami yang
kurang memuaskan dan banyak kekurangan dan hari itu hari pertama penampilan
jadi kami diperbolehkan mengulangi performa kami kembali. Performa kedua kami
tidak banyak mengalami kendala hanya proyektor yang ada dalam ruangan saja
sedikit bermasalah.
F. Kritik dan saran
1. Etika
Manda Sari
Menurut kak Manda apa pertimbangan kelompok kenapa sepatu
dimodifikasi kembali bukannya biayanya semakin mahal? Dan berfikir bahwa sepatu
itu dimodifiaksi dalam fungsi lain bukan sebagai sepatu lagi.
2. Ilmi
Khoir Purba
Menurut Ilmi sepatu sudah bagus
tetapi kerapain dari pola-pola yang digunakan pada sepatu sangat kurang.
3. Ibu
Filia Dina Anggaraeni
Pada saat performa pertama menurut
ibu Dina apa yang kami tampilakan dalam performa tidak sesuai dengan apa yang
ada dalam blog. Dalam blog kami tidak membuat performa kami sebenarnya seperti
apa dan alasan kami kenapa akhirnya membuat sepatu bekas dapat digunakan lagi
sehingga orang-orang yang membaca blog kami tidak akan tahu apa sebenarnya yang
akan kami tampilkan. Dalam blog kami juga tidak menampilkan cara-cara menghias
sepatu bekas itu.
G.
Pembagian
Tugas
Praproduksi:
-
Pembuatan Konsep = Seluruh Anggota kelompok 2
-
Pembelian Bahan = Utari Monadevy, Nurul Nia Aqsari
-
Penyediaan Alat = Utari
Monadevy, Nurul Nia Aqsari, Delilah Wahyuni
Produksi:
-
Pembuatan Produk = Seluruh anggota kelompok 2
-
Dokumentasi = Seluruh anggota kelompok 2
-
Presentasi Teori
= Delila wahyuni, Jerni Hati, Nurul Nia Aqsari
-
Presentasi Proses Pembuatan = Utari Monadevy
Pasca Produksi :
-
Pembuatan Laporan Evaluasi = Seluruh anggota kelompok
2
Movie by: seluruh
anggota kelompok